Gara" saya melihat keindahan pantai selatan di daerah yogyakarta saya pun tertarik dengan legenda " Penguasa Laut Selatan " pantai selatan memang sungguh indah bila di nikmati dengan keindahan air laut yang biru dan pantai' yang menawan :) berhubung saya mau kuliah basa basi nya sampai sini dulu yah ^^
Fenomena
gaib Kanjeng Ratu Roro Kidul atau Ratu Pantai Selatan sangat terkenal di jagat
mistik Nusantara. Beragam versi cerita sudah banyak dikemukakan. Bahkan
diangkat ke layar lebar.
Sejumlah
saksi yang pernah melihat sosoknya banyak dipaparkan. Tetapi siapakah
sebenarnya perempuan yang ditahbiskan sebagai Penguasa Laut Selatan itu?
Misteri mencoba menyusuri beberapa informasi yang terkait dengannya.
1.
Legenda
Ada
2 versi cerita/legenda mengenai keberadaan Kanjeng Ratu Roro Kidul yaitu:
Pertama, cerita tentang Kanjeng Ratu Roro Kidul yang berasal dari manusia,
kemudian masuk ke alam gaib (jin).
Dikisahkan
bahwa Kanjeng Ratu Roro Kidul adalah puteri seorang raja dari isteri pertama.
Suatu ketika terjadi intrik dalam kerajaan yang dipicu oleh kecemburuan
isteri-isteri raja yang lebih muda. Akibatnya, Kanjeng Ratu Roro Kidul dan
ibunya diserang suatu penyakit aneh (teluh/santet) dan diusir dari kerajaan. Si
ibu menemui ajal, sedangkan Roro Kidul mencari kesembuhan dengan berdiam di
kawasan pantai selatan. Disini, ia berjumpa dengan jin penguasa laut yang
menjanjikan kesembuhan penyakitnya tetapi dengan syarat Roro Kidul harus ikut
ke dalam kerajaan lautnya. Roro Kidul menyanggupinya. Selanjutnya, Kanjeng Ratu
Roro Kidul diangkat menjadi ratu setelah penguasa sebelumnya meninggal.
Uniknya,
asal usul daerah Roro Kidul itu juga beragam. Ada yang mengisahkan, Roro Kidul
berasal dari tanah Jawa. Tetapi ada juga cerita Kanjeng Ratu Roro Kidul itu
adalah kakak dari Saribu Raja yang merupakan keturunan Raja Batak. Nama asli
Kanjeng Ratu Roro Kidul adalah Biding Laut. Kedua, cerita rekaan buatan
manusia. Cerita ini berkaitan dengan kisah Sultan Agung, penguasa Kerajaan
Mataram. Dikisahkan, ketika Sultan Agung berkuasa, dia berharap agar rakyatnya
hidup tentram dan tidak berniat melakukan pemberontakan sebagaimana pernah
dialami kerajaan-kerajaan pendahulunya seperti Singosari, Majapahit, Demak,
dll. Didorong untuk mencegah terjadinya pemberontakan itulah Sultan Agung
mengeluarkan maklumat seputar kebesaran Kerajaan Mataram.
Sultan
Agung mengklaim bahwa kekuasaannya bukan hanya meliputi tanah Jawa melainkan
mencakup lautannya. Agar supaya klaimnya menjadi logis, maka Sultan Agung
memaklumkan pula bahwa dia menjalin kerjasama dengan Kanjeng Ratu Roro Kidul,
Penguasa Laut Selatan. Strategi ini cukup jitu mengingat budaya dan tradisi
Jawa yang kental dengan aroma mistik. Bahkan beredar pula cerita bahwa pada
bulan Suro (Muharram), masyarakat tanah Jawa dilarang mengadakan pesta atau
hajatan, karena di bulan itu Kanjeng Ratu Roro Kidul sedang menyelenggarakan
hajatan di kerajaan lautnya. Padahal alasan sesungguhnya karena di bulan Suro
itu penguasa Mataram mengadakan pesta, seperti pernikahan kerabat kerajaan.
2.
Penuturan beberapa orang saksi yang pernah bertemu Kanjeng Ratu Roro Kidul
Pertama,
Pengalaman seorang Ibu Rumah Tangga di Kec. Ciemas Sukabumi.
Cerita
ini tiada lain datang dari seorang ibu rumah tangga yang sekarang di kenal
menjadi seorang dukun (Tabib) yang berdasarkan beberapa penuturan bahwa
kekuatan yang menjadikan dirinya menjadi seorang dukun adalah berkat bantuan
dari Kenjeng Ratu Roro Kidul. Kebanyakan orang telah mengakui kesaktiannya
sehingga tak heran banyak kalangan pejabat yang telah meminta bantuannya untuk
kelangsungan karirnya. sehingga tak pelak kekayaan dari seorang ibu separuh
baya ini telah melimpah ruah hasil dari menajdi tabibnya ini. Karena setiap
yang datang kesana selalu memberikan materi yang jumlahnya yak sedikit, bahkan
pemberianya itu bisa langsung berwujud mobil mewah dan yang lainnya.
Beliau
ini adalah memiliki nama KUJUN, Penulis sering memanggilnya Bi Kujun tempat tinggalnya
masih satu kecamatan dengan penulis namun berbeda Desa. Dahulu kala, sekitar
tahun 70-an yang lalu saat itu dirinya merupakan gadis desa yang disaat usianya
yang masih muda dirinya udah di nikahkan oleh kedua orang tuanya sama laki-laki
tetangga kampugnya. Khidupan rumah tangganya tidak se indah yang mungkin di
alami oleh pasangan suami-istri yang lainnya, namun rumah tangganya selalui di
hiasi oleh percekcokan dan tak pelak dengan pertengkaran yang hebat serta
mendapat perlakuan yang kasar dari suaminya ini.
Suatu
hari tepatnya sore hari saat itu siang sudah menuju malam yang di tandai oleh
mulai berkomandangnya adzan magrib dari setiap penjuru masjid di berbagai
kampung yang letaknya lumayan berjaihan antara kampung yang satu dengan yang
lainnya, jalanan sepi dan mulai gelap karena waktu itu belum ada yang namnya
listrik apalagi alat komunikasi dan informasi seperti televisi dan yang
lainnya, tiap keluarga hanya mengandalkan lampu cempor untuk penerangan setiap
rumah panggungnya apabila malam tiba. Kala itu, Bi KuJun ini sudah mendapatkan
perlakuan yang buruk dan diusir oleh suaminya. Sehingga dengan hati yang pedih,
mata yang terus berlinang dan pikiran yang tak tentu tujuan memaksakan diri
keluar meninggalkan rumah menggunakan pakaian seadanya melangkahkan kaki hendak
menuju rumah orang tuanya yang lumayan jaraknya cukup jauh apalagi malam mulai
gelap sementara kendaraan umum belum ada waktu itu.
Dengan
pikiran yang kalut, dirinya mencoba menyusuri jalan, melangkahkan kakinya
selangkah demi selangkah walaupun dirasanya cukup berat untuk di langkahkan.
Lamaunan & pikiran yang semerawutnya membawanya sampai kealam bawah
sadar, dan waktu itu tiba-tiba seperti melihat arak-arakan ratusan aneka mobil
yang membawa berbagai macam kebutuhan; beberapa mobil truk membawa beras,
kelapa, sayur-mayur, daun pisang dan janur serta banyak lagi yang lainnya.
Percisnya rombongan itu seperti membawa barang-barang yang mau mengadakan pesta
besar-besaran. Tiba-tiba diantara gerombolan antrian mobil itu terdapat sedan
mewah yang didalamnya terduduk seorang putri nan cantik yang kemudian sengaja
berhenti di depan Bi Kujun ini, kemudian putri ini mengajaknya untuk masuk
kedalam mobilnya. Akhirnya Bi Kujun pun masuk dan ikut diantara rombongan itu.
Sepanjang perjalanan putri itupun meminta penjelasan kepada dirinya kenapa dia
ada terlunta di jalan dikala hari menjelang malam seperti itu dan Bi Kujunpun
menjelaskan semuanya. Kemudian putri itu mengajaknya untuk ikut ke Keratonnya
dan tinggal bersama dirinya. Karena tak ada pilihan lain, akhirnya Bi Kujunpun
mengikuti semua ajakan dari putri ini.
Dalam
pikiran setengah sadarnya, Bi Kujun ini melihat rombongan mobil setelah
menempuh perjalan panjangnya tiba-tiba mulai masuk satu persatu ke dalam laut
tepatnya di Pelabuhan Ratu dan seteleh mendapat penjelasan dari putri itu
ternyata dirinya mengaku adalah Nyi Roro Kidul yang saat itu mau mengadakan
pesta besar-besaran di dalam kerajaanya. Pantas saja karena waktu memang lagi
musim kemarau dan daedaunan semua kena ulat dan hasil panen masyarakat kurang
hasil. Sehingga masyarakat meyakini memang saat itu hasilnya sebagian di bawa
oleh penguasa laut kidul itu.
Selama
3 bulan dia dianggap hilang oleh keluarganya sampai dicara ke mana-mana dan
ditanyakana k beberapa dukun yang bisa melacak keberadaannya. Hamper semua
dukun mengatakan bahwa dia memang masih ada dan dalam waktu tertentu dia akan
kembali dengan keistimewaanya. Kemudian tepat 3 bulan dari sejak dia
menghilang, diapun di antar kembali oleh pihak keratin nyi Roro Kidul.
Selama
di keratin nyi roro kidul, ternyata dia di bekali berbagai ilmu baik kanuragan,
ilmu sareat pnyembuh bagi orang sakit, ilmu peramal dan banyak lagi yang
lainnya. Yang katanya kekuatannya itu di Bantu oleh kekuatan dari nyi Roro
kidul itu sendiri. Sehingga Bi Kujunpun kini telah berubah menjadi seorang
tabib sakti yang banyak diminta pertolongnya oleh orang-orang baik kelas
ekonomi lemah bakan sampai pejabat sekalipun, dan kini seuaminyapun menjadi
sangat dekat kembali dengan dirinya. Dia dipercayai bisa memenuhi segala apa
yang saat itu di pinta pertolonganya baik kesembuhan sakit, minta naik jabatan
dan yang lainnya. Sehingga tak heran jika imbalan di terima pun sangat
wah…..!!! ada satu lagi yang menarik, pendapat dari beberap pasien yang pernah
ke rumahnya…. Mereka mengatakan bahwa, di rumah sang tabib ini memiliki salah
satu keanehan juga, dimana ketika kita minta sesuatu seprti minta apel maka
tiba-tiba apel itu udah ada di hadapan kita.
Percaya
atau tidak, tergantung orang yang mau mempercayainya. Untuk sekedar bertanya
atau apa, Anda bisa bisa menemuinya mumpung biliau-nya masih ada. Datang dan
temui dia di Kampung Cikira-Cibinong Desa Mekarja Kecamatan Ciemas Kabuapten
Sukabumi.
Penulis
tidak menyuruh anda percaya, tapi tergantung pada diri masing-masing. Jika kita
umat islam, kita hanya percaya sama Allah SWT. Mungkin jika Bi Kujun ini
memiliki keistimewaan, anggap saja itu suatu kelebihan dia yang telah allah
rencanakan dan dia hanyalah sareat perantara. Kesembuhan dari sakit itu adalah
atas ijin Allah, dan yang lainnyapun atas ijin Allah. Maka semuanya tergantung
hanya pa Allah SWT, sebagai tuhan yang maha kuasa dan maha bijaksana.
Kedua,
Adanya Kamar Nyi Roro Kidul di Hotel Samudra (Pelabuhan Ratu)
Banyak
ceritra tentang keberadaan kamar yang di sediakan khusus untuk nyi Roro Kidul
ini memang ada, yaitu tepatnya di salah satu hotel terbesar yang ada di
Pelabuhan Ratu, tepatnya yaitu di Hotel Samudra. Hotel samudra memang hotel
terbesar di Pelabuhan Ratu yang mungkin telah banyak di kenal oleh para turis
baik lokal maupun internasional.
Kamar
khusus Nyi Roro Kidul ini memang di sediakan khusu oleh pemilik hotel. yang
konon katanya Nyi Roro Kidul memang memintanya dan dia sering datang ke Hotel
tersebut. Jika anda sebagai orang yang sering penasaran atau ragu, silahkan
datangi Hotel Samudra (Samudra Beach Hotel) di Pelabuhan Ratu Sukabumi Jawa
Barat.
Ketiga,
kesaksian Abdul (20 thn), warga Lomanis, Cilacap.
Suatu
ketika, ia sedang bersantai di pantai pasir putih Pulau Nusakambangan.
Menurutnya, dalam jarak sekitar 50 meter dari garis pantai, ia melihat Sang
Ratu menaiki kereta kencana yang di iringi ratusan pengawalnya. Ia melihat gaun
Sang Ratu sangat panjang yang membentang dibelakangnya.
Meski
ia melihat mahkota di atas kepalanya Sang Ratu, tetapi wajahnya hanya terlihat
dari samping. Penampakan yang ia saksikan sekitar jam 20.00 malam disusul
dengan hilangnya kesadaran selama hampir satu minggu. Syukurlah, sejumlah Kyai
berhasil menyembuhkannya.
Keempat,
kesaksian Ahmad Durriati (70 thn), warga kotagede, Yogyakarta.
Pengalaman
pertama saat ia bersama putranya sedang mengadakan tirakat di pantai Parang
Tritis. Menjelang tengah malam, suatu penampakan luar biasa ia saksikan yakni
bangunan tembok setinggi sekitar 5 meter yang membentang sepanjang pantai.
Jaraknya
kurang lebih 20 meter dari garis pantai. Di beberapa bagian bangunan tembok
yang mirip benteng itu, ia dan putranya melihat sejumlah orang yang berada di
atasnya, seperti sedang dalam posisi berjaga. Penjaga yang tegak berdiri dengan
tombak ditangannya.
Pengalaman
kedua terjadi saat ia sakit keras sehingga berada dalam kondisi koma. Dalam
ketidaksadarannya itu, ia seolah berada dalam kerajaan Roro Kidul. Disana, ia
melihat orang-orang yang sedang sibuk bekerja mendirikan tembok-tembok bangunan
layaknya sedang ada pembangunan.
Uniknya,
para pekerja memiliki ekspresi wajah memelas, seperti hendak meminta tolong.
Mereka seperti bekerja dalam suasana keterpaksaan. Mereka bertelanjang dada
dengan hanya mengenakan celana panjang lusuh. Selain itu, sejumlah pria
berwajah bengis berdiri mengawasi para pekerja. Boleh jadi para pekerja itu
adalah orang-orang yang ketika hidupnya kerap meminta pesugihan.
Selanjutnya,
Ahmad Durriati menceritakan saat bertatap muka dengan Roro Kidul. Menurutnya,
Sang Ratu duduk di atas kursi singgasana yang lantainya berkedudukan lebih
tinggi dari tempat ia duduk. Sejumlah dayang-dayang berdiri sambil membawa
kipas.
Kemudian
Sang Ratu memberinya sebuah nasehat yang bermakna tauhid. ‘’Mintalah segala
sesuatu kepada Tuhanmu. Jangan meminta sesuatu apapun kepada saya, karena saya
tidak berhak memberikannya. Apabila ada manusia yang meminta sesuatu kepada
saya. Sebenarnya tidak pernah sekalipun saya memberikannya. Kalau ada manusia
yang memuja saya dan meminta sesuatu kepada saya, maka yang memberikan
permintaannya adalah dari kalangan warga kerajaan yang memang hendak
menyesatkan manusia.’’ Demikian kata Kanjeng Ratu Roro kidul.
Sebuh
nasehat tauhid yang boleh jadi meruntuhkan semua anggapan bahwa Kanjeng Ratu
Roro Kidul sering mengabulkan permintaan manusia yang minta berkah dan
pesugihan darinya. Menurut Ahmad Durriati, apa yang ia alami dalam kondisi koma
itu seperti sebuah pemberitahuan bahwa pemujaan dan minta pesugihan hanya
sebuah kesia-siaan yang hanya menjatuhkan diri dalam kemusyrikan.
Kalapun
ada manusia yang berhasil memperoleh harta atau kedudukan dari hasil pesugihan,
itu tidak lebih dari pemberian syetan yang memang bertugas menyesatkan manusia.
Dalam akhir perjumpaannya, Ahmad Durriati diberi pilihan antara kembali ke
keluarganya atau tetap tinggal di kerajaan Laut Selatan. Ahmad memilih yang
pertama. Kemudian Sang Ratu mengangkat tongkat dan memukul pundaknya. Seketika
ia tersentak dan sadar dari kondisi koma yang ia alami selama beberapa hari. Dari
uraian di atas, dapat diambil kesimpulan: pertama, sosok Kanjeng Ratu Roro
Kidul tidak pernah ada. Ia hanya dongeng yang beredar secara turun temurun.
Sebuah cerita yang tentunya dihasilkan begawan sastra yang sangat mumpuni dalam
mengolah bahan cerita.
Ketiga,
Sosok Kanjeng Ratu Roro Kidul benar-benar ada. Ia bisa saja berasal dari jenis
manusia yang menjadi siluman atau termasuk bangsa jin. Asal daerah pun bisa
dari tanah Jawa atau dari luar Jawa.